Senin, 25 Maret 2013

Buku Terbaru Paus Masuk Daftar Terlaris New York Times


Buku terbaru Paus Benediktus XVI mengenai kehidupan Kristus mengawali debutnya sebagai buku terlaris koran New York Times


Yesus dari Nazaret: Pekan Suci: Dari Pintu Masuk ke Yerusalem ke Kebangkitan (Jesus of Nazareth: Holy Week: From the Entrance into Jerusalem to the Resurrection) adalah volume ilmiah kedua dari triloginya mengenai kehidupan dan pesan Yesus Kristus. Bukunya akan masuk dalam daftar New York Times Bestseller pada 27 Maret, kata humas penerbit bukunya Jumat lalu.
Paus menggunakan nama aslinya, Joseph Ratzinger, sebagai penulis buku. Dengan menggunakan namanya dia ingin dilihat sebagai seorang sarjana dan teolog dan bukan sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma.
Dalam buku yang dirilis 10 Maret itu, Paus Benediktus XVI meyakinkan pembaca bahwa Anak Allah bukanlah mitos, revolusioner, atau seorang nabi yang disalahpahami. Melalui buku ini, ia menjawab beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan seperti, mengapa Yesus ditolak oleh para pemimpin agama? Bagaimana Yesus dan bagaimana seharusnya kita memandang penderitaan dan kematian-Nya? Apa arti sebenarnya dari kebangkitan-Nya? Dan pertanyaan yang paling kontroversial, apakah orang-orang Yahudi dapat dipersalahkan atas kematian Yesus? Jawabannya adalah "tidak," yang juga merupakan tanggapan resmi Gereja Katolik selama hampir 50 tahun.
Paus Benediktus XVI menulis, "Hanya di volume yang kedua kita menemukan perkataan dan peristiwa yang menentukan dalam kehidupan Yesus.. Saya berharap bahwa saya telah diberikan wawasan tentang sosok Tuhan kita yang dapat bermanfaat bagi semua pembaca yang ingin mencari Yesus dan percaya kepada-Nya. "
Wakil direktur Pusat Dialog Katolik-Injili (Center for Catholic-Evangelical Dialogue), Matius Levering, mengkritisi buku tersebut, "Pada hari Pentakosta, Petrus berusaha menjelaskan kepada orang banyak yang berkumpul apa yang Tuhan lakukan melalui Yesus dari Nazaret, yang disalibkan dan bangkit. Pengganti Petrus , Benediktus XVI, di sini melakukan tugas mendesak yang sama, dalam dialog berbuah dengan sudut Alkitab historis-kritis yang mendominasi studi akademis kontemporer mengenai Yesus.
"Memetakan jalur penginjilan yang baru, Paus Benediktus XVI mengungkapkan pada kita sumber hidup misi penginjilan Petrus: Yesus, yang kepada-Nya Tuhan memberikan harapan untuk dunia."
Akan tetapi para kritikus juga menggambarkan buku itu seperti "kotbah yang diperpanjang" dimana perkiraan waktu sinoptik mustahil, seperti penyaliban Yesus yang tidak mungkin terjadi pada hari Paskah.
Namun Mark Brumley, presiden Ignatius Press yang menerbitkan buku itu, mengatakan perusahaan itu "senang" buku itu "langsung masuk daftaer terlaris New York Times."
"Ini berarti banyak orang yang ingin mengetahui pandangan Paus Benediktus terhadap kehidupan Yesus Kristus," kata Brumley.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik. Dilarang menyinggung Umat Agama lain! Hargailah postingan admin..!